Tok Tok Tok karya Tshou Lim

Tok Tok Tok adalah cerpen karya Tshou Lim, berkategori: Cerpen Horor (Hantu) dan Cerpen Misteri. Cerpen ini olos moderasi pada tanggal 17 September 2023. menceritakan tentang seseorang yang selalu diganggu oleh suara ketukan.

Yuk, Kita Simak

Tok Tok Tok


Karya: Tshou Lim


Setelah dua mingguan akhirnya pertanyaan yang sering membuatku terganggu itu terjawab. Aku selalu penasaran kenapa beberapa tetangga bertanya, apakah benar aku tinggal di rumah kontrakan nomor tiga di blok M. Pertanyaan itu selalu mengganggu karena saat aku menanyakan apakah ada yang salah dengan rumah kontrakan tersebut, mereka langsung mengalihkan topik pembicaraan.

Tepat pukul dua dini hari, suara ketukan keras dengan tempo lambat dari teras depan kembali terdengar. Hal itu terus berlangsung selama beberapa hari terakhir. Awalnya aku berpikir mungkin cuma ranting pohon yang tertiup angin dan mengenai jendela.

Esok paginya aku memangkas ranting pohon di dekat jendela. Awalnya hanya kubiarkan meski agak mengganggu, karena kesibukan kerja dan alasan lainnya.


“Tok … tok … tok.”

Lagi-lagi aku terbangun karena suara ketukan, bedanya kali giliran pintu yang diketuk-ketuk. Aku mencoba mengabaikannya, tapi berakhir mengantuk seharian di tempat kerja. Beruntung tidak sampai mengganggu pekerjaan.

Sialnya hal itu terus berlangsung sampai hari ini. Hampir genap sebulan malam-malamku selalu diganggu oleh suara ketukan pintu, kaca jendela dan kadang ketukan di dinding. Pernah beberapa kali aku mengintip dari jendela, tapi ketukan itu selalu terhenti saat aku kurang beberapa langkah dari pintu dan tidak ada siapa pun di luar sana.

“Lesu bener Yon, kurang-kurangin begadangnya, tuh mata udah kayak panda,” tegur salah satu temanku di sela waktu istirahat kerja.
“Kamu ada info rumah kontrakan kosong nggak Ed?” timpalku.
“Lah udah mau pindah lagi, padahal enak loh kontrakanmu yang sekarang. Udah deket tempat kerja, halaman juga luas. Nggak ada yang aneh-aneh, kan?”
“Nggak yakin sih, tapi sebulanan ini tiap jam dua dini hari aku terus-terusan kebangun gegara ada yang ketuk-ketuk nggak jelas dari luar. Anehnya tetangga sebelah nggak ada denger apa-apa dan tiap kutengok juga nggak ada siapa-siapa.”
“Terus, kamu pernah sampai bukain pintu nggak?” tanya Ed dengan raut muka agak khawatir.
“Iya, semalem karena udah saking keselnya aku nekat keluar sih, tapi sama aja nggak ada siapa-siapa.”

Mendengar jawabanku Ed menepuk jidat lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Itu adalah gestur khasnya saat ada sesuatu yang salah. Aku belum sempat bertanya sebenarnya ada apa, karena waktu istirahat sudah berakhir dan kami kembali ke tempat pekerjaan masing-masing.

“Baru pulang kerja, Bang?” sapa seorang tetangga yang tinggal di depan rumah ketika aku turun dari motor.
“Iya nih, Bu,” timpalku sekenanya.
“Nggak ada yang aneh-aneh kan Bang di kontrakan?”
“Aneh-aneh gimana, Bu?” jawabku sambil mengernyitkan dahi.
“Udah dari dulu, yang ngontrak di situ pasti nggak pernah betah. Baru Abang doang nih yang sebulan lebih belum pindah, biasanya paling lama dua atau tiga mingguan.”